Warga Tamberu Barat Menolak Relokasi Sekolah SDN 1 Tamberu Barat, Sampang (Foto: Varies)
Trankonmasinews.com, SAMPANG – Diduga kuat Pemerintah Kabupaten Sampang jadi mafia tanah yang terindikasi didalangi oleh Sapta Nuris ialah Camat Sokobanah, Sampang, Madura.
Seperti yang diberitakan sebelumnya perihal rencana tukar guling tanah UPTD SDN Tamberu Barat 1 dengan tanah milik warga Desa Tamberu Barat yang bernama Hj Ida Saida istri dari H Nono.
Sapta Nuris, Camat Sokobanah dan Kepala Sekolah SDN Tamberu Barat 1 berbeda versi keterangan.
Sapta Nuris mengatakan, “Benar itu mas rencana tukar guling UPTD SDN Tamberu Barat 1, itu adalah pengajuan langsung dari Kepala Sekolah Pak Totok. Itu sudah berdasarkan rapat di aula mini bersama Disdik dan juga Aset,” kata Sapta Nuris.
Sapta Nuris saat disinggung terkait alasan relokasi UPTD SDN Tamberu Barat 1. Ia enggan memberikan alasan, kalau masalah itu mas silahkan hubungi dinas Pendidikan Pak Imron atau Pak Edi,” singkatnya.
Sedangkan Ali Sugianto alias Totok, Kepala Sekolah SDN Tamberu Barat 1 membantah bahwa dirinya yang mengajukan tukar guling tersebut.
“Itu tidak benar mas. Saya tidak pernah merasa mengajukan surat tukar guling tersebut “Demi Allah” saya tidak tau,” ujar Totok dengan nada gemetar.
Ia pun juga menyampaikan, kalau hal itu memang benar terjadi dan Pak Camat mengatakan saya yang mengajukan tidak apa-apa mas karena dia adalah atasan saya. Tapi, dalam hati saya sangat berat,” ucapnya.
Komentar Camat dan Kepala Sekolah membuat geram beberapa aktivis di Pantai Utara (Pantura) Sampang. Kecaman demi kecaman dilontarkan diberbagai group WhatsApp.
“Kenapa itu mau ditukar guling, wong sekolah sudah berdiri sejak zaman belanda. Sekarang mau ditukar guling. Apa maksudnya itu, emang Pemkab Sampang mau dagangan tanah ya,” tutur Anam Ketua Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) dengan nada geram saat dihubungi oleh jurnalis Trankonmasinews.com, Senin (31/07/2023)
Menurutnya, itu terindikasi dalangnya adalah Camat Sokobanah. Kenapa saya katakan seperti itu, soalnya camat itu mengada-ada. Masak kepala sekolah UPTD SDN Tamberu Barat 1 mau dijadikan korban. Sedangkan Kepala Sekolahnya tidak membenarkan bahwa pihaknya melakukan pengajuan tukar guling atau relokasi sekolah,” ungkap Anam.
Anam menambahkan, ayolah Camat Sokobanah ini segera insyaf jangan sampai tukar guling ini terjadi. Karena yang menjadi korban adalah murid yang masih di bawah umur. Mereka nanti merasa asing dengan sekolah barunya dan untuk memulihkan beban mental anak di bawah umur butuh waktu yang sangat lama,” imbuhnya.
Terakhir Anam menegaskan, ingat tanah di UPTD SDN Tamberu Barat 1 pernah mau ditukar guling dengan orang yang sama. Pada saat itu era Bupati Alm KH Fannan Hasib, tetapi oleh beliaunya ditolak. Kenapa sekarang di era Sampang Hebat Bermartabat yang dipimpin H Slamet Junaidi yang akrab dipanggil Jih IDI kok permintaan tukar guling dan relokasi sekolah tersebut dikabulkan.
“Kami selaku mantan Mahasiswa dan juga aktivis akan terus bersama rakyat, jika relokasi tersebut benar-benar terjadi. Maka seluruh wali murid dan ribuan warga akan melakukan aksi demontrasi dengan tuntutan menolak relokasi tersebut,” tegasnya. (Ries)