Persatuan Jurnalis Sampang Kunjungi Pulau Dewata, Ziarah ke Kerajaan Pemecutan Raden Ayu Siti Khotijah

Penulis: Varies Reza Malik Editor: Hilman Dani Aufar

Must Read
spot_img

Jurnalis Yang Tergabung di PJS Menyempatkan Foto Bersama di Rest Area Probolinggo (Foto: Varies)

Laporan Jurnalis Trankonmasinews.com, Varies Reza Malik 

Trankonmasinews.com, SAMPANG – Dalam rangkat Hari Ulang Tahun (HUT) ke 2 Persatuan Jurnalis Sampang (PJS) akan mengunjungi Pulau Dewata Bali.

Wartawan yang tergabung di PJS akan melakukan serangkaian acara pertama akan Ziarah ke makam Raden Ayu Siti Khotijah istri Pangeran Cakraningrat IV Madura setelah itu menggelar Kongres I di The King Villa, Sanur, Bali, Senin (04/09/2023)

Anam, Ketua Pelaksana mengatakan bahwa serangkaian acara sudah diagendakan dari jauh-jauh hari.

“Serangkaian acara yang akan digelar oleh PJS sudah diagendakan dari jauh-jauh hari. Pertama kita semua akan melakukan ziarah ke makam Raden Ayu Siti Khotijah isteri dari Pangeran Cakraningrat IV Madura,” ucap Anam.

Anam menjelaskan, bahwa Raden Ayu Siti Khotijah adalah puteri dari Raja Pemecutan. Sosok Raden Ayu Siti Khotijah yang dimakamkan di makam keramat tersebut. Dalam buku-buku yang diangkat dari cerita rakyat, disebutkan bahwa nama asli Raden Ayu Siti Khotijah adalah Gusti Ayu Made Rai.

“Gusti Ayu Made Rai atau juga dikenal oleh masyarakat setempat sebagai Raden Ayu Pemecutan, adalah seorang putri dari Raja Pemecutan. Namun belum diketahui pasti, Gusti Ayu Made Rai ini keturunan dari Raja Pemecutan yang mana. Pernah jatuh sakit dan disembuhkan oleh Pangeran Cakraningrat IV,” kata jelas Anam.

Anam pun menceritakan karena sebelumnya janji Raja Pamecutan akan menikahkan dengan seorang lelaki yang bisa menyembuhkan anaknya akhirnya Cakraningrat IV dinikahkan dengan Raden Ayu Pamecutan. Usai pernikahan, Raden Ayu Siti Khotijah akhirnya diboyong Cakraningrat IV ke Madura.

“Karena Cakraningrat IV merupakan penganut Islam, akhirnya Raden Ayu Pamecutan menjadi mualaf. Raden Ayu Pamecutan diberi gelar Raden Ayu Siti Khotijah, yang diambil dari nama istri Nabi Muhammad, Siti Kadhijah,” ujar Anam.

Lebih lanjut Anam menceritakan, suatu ketika Raden Ayu Pamecutan yang telah bernama Raden Ayu Siti Khotijah pulang ke Bali. Kepulangannya ke rumah orang tuanya tersebut, dikawal oleh 40 orang prajurit terbaik dari Madura.

Saat berada di tanah kelahirannya, Raden Ayu Siti Khotijah tetap menjalankan salat sesuai ajaran Islam. Saat menjelang petang, Raden Ayu Siti Khotijah mengenakan mukenah, dan melakukan salat maghrip. Hal ini ternyata diketahui oleh salah seorang patih di dalam Puri.

Para patih dan pengawal kerajaan yang tidak menyadari bahwa Raden Ayu Siti Khotijah telah memeluk Islam, menganggap salat yang dijalankan Raden Ayu Siti Khotijah hal aneh, dan dianggap sebagai bentuk penganut aliran ilmu hitam,” curiga sang Patih tutur Anam.

Akibat pengawal dan patih yang tidak memahami salat yang dilakukan Raden Ayu Siti Khotijah tersebut, akhirnya kejadian yang mereka anggap aneh itu dilaporkan kepada Raja Pamecutan. Hal ini membuat Raja Pamecutan murka.

Raja Pamecutan yang murka, langsung memerintahkan patihnya membunuh Raden Ayu Siti Khotijah. Putri raja yang cantik jelita itu dibawa ke sebuah pemakaman yang sangat luas. Raden Ayu Siti Khotijah ternyata sudah mengetahui dirinya akan dibunuh.

Raden Ayu Siti Khotijah juga berpesan kepada patih yang hendak membunuhnya, agar tidak membunuhnya dengan senjata tajam, karena senjata tajam tidak akan mempan membunuhnya.

“Bunuhlah aku dengan menggunakan tusuk konde yang diikat dengan daun sirih, serta dililitkan dengan benang tiga warna, merah, putih dan hitam (Tri Datu). Tusukkan ke dadaku. Apabila aku sudah mati, maka dari badanku akan keluar asap. Apabila asap tersebut berbau busuk, maka tanamlah aku. Tetapi apabila mengeluarkan bau yang harum, maka buatkanlah aku tempat suci yang disebut kramat,” ucap Raden Ayu Siti Khotijah, sambil ditirukan oleh Anam.

Kematian Raden Ayu Siti Khotijah membuat seluruh prajurit pengawal, dan patih terkejut, karena dari badan sang putri muncul asap yang aromanya sangat harum. Para prajurit pengawal dan sang patih menangis tak henti, setelah mengetahui hal itu.

Penyesalan yang luar biasa juga rasakan Raja Pamecutan. Jenazah Raden Ayu Siti Khotijah akhirnya dimakamkan di tempat suci, dan sesuai dengan amanat yang diberikan, makam tersebut diberi nama Kramat, dengan dijaga oleh kepala urusan istana di Puri Pamecutan.

“Kita harus mengenangnya dan menghormatinya, makanya kita Jurnalis yang tergabung di PJS akan melakukan ziarah ke Pemecutan dan akan menggelar Kongres I di The King Villa, Bali,” tegas Anam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
Latest News

Sugiyono,SE.SH.MH : Aksi Anarkis dalam Demo Bisa Jerat Pidana

SEMARANG - Gelombang aksi demo di sejumlah daerah yang semula berjalan damai kini mulai diwarnai tindakan anarkis. Sejumlah laporan...
- Advertisement -spot_img

HotNews

Sugiyono,SE.SH.MH : Aksi Anarkis dalam Demo Bisa Jerat Pidana

SEMARANG - Gelombang aksi demo di sejumlah daerah yang semula berjalan damai kini mulai diwarnai tindakan anarkis. Sejumlah laporan menyebut adanya kelompok yang diduga...

Festival Pasar Senggol Satria 2025 Meriah, Angkat UMKM Lokal

SEMARANG – Suasana GOR Satria Semarang Utara selama tiga hari, Jumat–Minggu (29–31 Agustus 2025), dipenuhi keceriaan ribuan warga. Festival Pasar Senggol Satria 2025 yang...
ketum spri

Ketum SPRI Himbau Media Redam Isu Kerusuhan Lewat Berita Kondusif

Jakarta — Ketum SPRI, Heintje Grontson Mandagie, menyerukan kepada seluruh media di bawah naungannya untuk mengambil peran aktif dalam meredam potensi kerusuhan sosial. Ia...
MA

MA Gelar Wayang Kulit Rayakan HUT ke-80, Ki Yanto Kembali Memukau sebagai Dalang

Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80, Mahkamah Agung (MA) RI menyelenggarakan pagelaran wayang kulit spektakuler bertajuk “1 Layar 4 Dalang”...
Masjid An Nahda

Duet Tokoh Besar Gagas Bangun Pondok Pesantren Di samping Masjid An Nahda Bojonegoro

Bojonegoro – KH.Abdulloh Faqih bersama dengan KH. Ami Maghzum dua sosok yang banyak dikenal di masyarakat adalah dua tokoh yang punya cita-cita besar untuk...
Polsek Muntilan

Dekatkan Layanan, Polsek Muntilan Hadirkan SPKT Mobile Di Desa Ngawen

Magelang, Trakonmasinews. Polsek Muntilan menggelar program Ngantor Ning Ndeso melalui layanan proaktif SPKT Mobile di Balai Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, pada Selasa (19/8/2025). Kegiatan...

Kwintansi Rp 1,75 Miliar Dinilai Kadaluarsa, Utomo Ajukan Gugatan Balik di PN Pati

PATI – Sengketa kwitansi senilai Rp 1,75 miliar antara Utomo sebagai Penggugat melawan Siti Fatimah Al Zana Nur Fatimah dan sejumlah pihak lain...
Pemkot Bekasi Memperingati HUT RI Yang Ke 80

Pemkot Bekasi Memperingati HUT RI Yang Ke 80

Pemkot Bekasi Memperingati HUT RI Yang Ke 80 Bekasi. Transkonmasi news. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang Ke 80 Pemerintah Kota...

Sugiyono,SE.SH.MH : Aksi Anarkis dalam Demo Bisa Jerat Pidana

SEMARANG - Gelombang aksi demo di sejumlah daerah yang semula berjalan damai kini mulai diwarnai tindakan anarkis. Sejumlah laporan menyebut adanya kelompok yang diduga...

More Articles Like This