Trankonmasi News — Sehari sebelum Prabowo-Gibran resmi mendaftar ke KPU, ada momen dramatis, terungkap di video 33 detik, ketika media bertanya kepada Iriana Jokowi, ibu Gibran, tentang pencalonan anaknya sebagai cawapres dari Prabowo. Iriana mengangkat telapak tangan kiri dan membuka jari-jarinya, kemudian tangan kanan mengacungkan jempol manis Iriana. Dan tatapan mata yang sangat kuat.
Ekspresi seorang ibu yang tidak perlu bicara, ketika sedang berjalan cepat di Taman Makam Pahlawan di Surabaya.
Ekspresi ini, menurut saya, tidak mengundang pertanyaan. Itu ekapresi perasaan mendalam, dari seorang ibu, bahwa ia memberi dukungan total.
Kira-kira, dalam bahasa lugas, Iriana memberikan isyarat, “Tenang. Itu bagus sepenuhnya!”. Atau, “Benar. Maju terus!”. Afirmasi tanpa kata. Ungkapan dari kedua tangan yang selama ini membesarkan Gibran dan tatapan mata penuh keyakinan.
Dukungan Iriana seperti suatu kesimpulan, yang tidak perlu mengatakan apa-apa. Karena sudah banyak yang bercerita tentang “siapa” dan “bagaimana” Gibran.
Para pendukung Gibran, yang sekarang terus bermunculan lebih dari 11 provinsi dan akan mengakar sampai desa-desa, sedang bersaing untuk menunjukkan bahwa mereka gembira Gibran maju.
Sejak semula, Gibran memang diminta Prabowo untuk menjadi cawapres. Sejak lebaran kemarin, atau malah sebelumnya.
Hanya saja, Gibran bukan sosok yang bebas sendirian. Ketika ditanya tentang kesediaan menjadi cawapres, Gibran, yang akrab disapa Mas Wali, sedang selesai rapat bersama para pejabat Kota Surakarta. Selain itu, Gibran juga salah satu penentu terkuat di kemenangan PDI-P di Jateng. Gen Z kenal Gibran karena Mas Wali sering menyapa mereka. Bukan hanya Solo Raya.
Lihatlah gelombang gerakan ini.
Ketika Projo (Pro Jokowi) Semarang beralih menjadi Garuda Nusantara 08 Indonesia Emas dan membentuk DPC di 28 kabupaten di Jateng, para relawan Gibran juga datang dengan baju kebesaran mereka masing-masing. Ini terjadi 9 September 2023. Sudah ada pernyataan dari Agus Winarto, Ketua GN08 bahwa yang menurutnya tepat menjadi pendamping Prabowo adalah Gibran.
Ketika sebagian orang memprotes pasal “batas usia”, tak lama kemudian, 6000+ orang berpeci, dan berbaju muslimah, ngumpul di Kendal untuk dukung Gibran.
Salah satu faktor penentu mengapa mereka tidak akan pindah dari Gibran, karena sikap Gibran jelas: dia ikut membesarkan PDI-P di Solo Raya, dekat dengan Prabowo, dan Gen Z. Para pendukungnya yakin, Gibran tidak akan bergeser.
Beberapa hari kemudian, di GOR Jati Diri Semarang, jumlah yang lebih banyak, datang dengan bis dan kendaraan masing-masing. Lebih dari 6500+ orang.
Mereka ini mayoritas bukan orang-orang partai. Dari Gen Z, emak-emak, aktivis mahasiswa, sampai orang-orang yang sudah lama bermain di pilkada, memiliki perspektif sama: dukung Gibran.
Sayang sekali, sangat sedikit foto yang menunjukkan peristiwa sebenarnya, ketika Prabowo-Gibran mendaftarkan diri ke KPU. Di sekitar mereka, di halaman kantor KPU, banyak orang-orang dengan atribut PDI-P berada di sana, sebagai pendukung Prabowo-Gibran. Mungkin ada di Tiktok dan Status WhatsApp kalian.
Kamu tidak sedang melihat PDI-P yang terbelah. Kamu sedang melihat keinginan massa agar Prabowo-Gibran menjadi bukti bahwa harapan orang Indonesia sudah berubah. Harus ada tokoh visioner yang mengerti Indonesia Emas sedang menanti di depan sana.
Justru inilah yang diinginkan Prabowo. Tidak pernah segan meminta Gibran yang lebih muda, untuk bersama memimpin Indonesia. Bukan karena umur, bukan karena anak Jokowi. Karena Gibran adalah Gibran.
Tuan Putri Puan Maharani, Ketua Umum PDI-P telah tahu dan tidak marah, sejak awal, bahwa Gibran menjadi cawapres dari Prabowo. Puan tetap akan melihat para pendukung Gibran, yang dari PDI-P maupun yang non-partisan, siap memenangkan Prabowo-Gibran. Sejak awal, kepentingan Prabowo dan Gibran sama. Menuju Indonesia Emas.
Semua itu, diringkas dalam.ekspresi 33 detik Iriana Jokowi. Tenang. Maju terus. Prabowo-Gibran.
(Trankonmasi Team)