SEMARANG[Trankonmasinews] -Organisasi kemasyarakatan (ormas) memiliki peran strategis dalam menopang pembangunan bangsa. Dengan jejaring sosial, kapasitas manajerial, dan modal sosial yang dimiliki, ormas menjadi mitra penting pemerintah dalam menciptakan perubahan. Muhammadiyah, sebagai salah satu ormas terbesar di Indonesia, telah membuktikan komitmennya dalam menjalankan dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang berorientasi pada kemaslahatan umat dan kemajuan bangsa. Peran ini tidak sebatas pada ranah keagamaan, tetapi juga menjangkau sektor sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga pemberdayaan masyarakat.
Di Kota Semarang—yang menyandang predikat Kota Toleransi peringkat tiga nasional versi Setara Institute, Kota Harmoni versi Kementerian Agama, dan Kota Inklusi—kontribusi Muhammadiyah memiliki arti strategis. Sebagai ibu kota Jawa Tengah dengan potensi besar, Semarang berpeluang menjadi model kolaborasi ormas-pemerintah untuk membangun kota yang inklusif, berdaya, dan berkelanjutan.
Dalam peran kebangsaan, Muhammadiyah senantiasa memperkuat komitmen terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Pendidikan kebangsaan ini diwujudkan melalui sekolah, universitas, kajian publik, dan forum dakwah yang melahirkan warga negara berintegritas serta peduli pada sesama. Struktur organisasi Muhammadiyah yang menjangkau hingga tingkat kecamatan menjadi sarana efektif menjangkau masyarakat, berkolaborasi dengan pemerintah setempat dalam pengentasan kemiskinan, pemberdayaan UMKM, penyuluhan kesehatan, dan pendidikan.
Dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang diusung Muhammadiyah bersifat kultural, edukatif, dan solutif. Program dakwahnya menyasar isu-isu aktual seperti literasi digital, bahaya narkoba, pemberantasan perjudian, dan penguatan akhlak publik. Dalam peran persyarikatan, Muhammadiyah mengelola amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial yang melayani masyarakat lintas agama dan etnis, memperkuat posisinya sebagai agen perubahan sosial.
Peran kerukunan menjadi pilar penting. Melalui forum lintas iman, dialog terbuka, dan kegiatan sosial bersama, Muhammadiyah aktif menjaga harmoni antarumat beragama. Dalam bidang keilmuan, Muhammadiyah mendorong pengembangan ilmu pengetahuan yang aplikatif melalui perguruan tinggi, pusat studi, dan lembaga riset untuk memberikan solusi atas persoalan perkotaan dan mendorong inovasi berbasis data.
Keberhasilan seluruh peran ini ditopang oleh modal dasar: sumber daya manusia yang berintegritas, jaringan infrastruktur sosial yang luas, kepercayaan publik, dan kapasitas manajerial yang solid.
Semarang memiliki posisi strategis sebagai pusat administrasi, perdagangan, dan budaya di Jawa Tengah. Branding sebagai kota toleransi, harmoni, dan inklusi memperkuat daya tawar Semarang dalam menggaet kolaborasi. Sinergi ormas-pemerintah menjadi kunci mempercepat visi pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan.
Kolaborasi ini dapat diwujudkan melalui forum komunikasi rutin antara ormas, tokoh agama, pemerintah, akademisi, dan komunitas kreatif. Setiap kecamatan dapat menjadi pusat inovasi sosial berbasis potensi lokal, didukung pendampingan ormas dan insentif pemerintah. Pendidikan toleransi, kebangsaan, dan literasi digital digerakkan di sekolah, masjid, rumah ibadah, dan komunitas. Festival harmoni tahunan akan memperkuat citra Semarang di tingkat nasional dan internasional. Di sisi lain, kolaborasi perguruan tinggi, ormas, dan pemerintah dalam membangun pusat riset perkotaan akan memastikan kebijakan publik berbasis data yang kuat.
Peran Muhammadiyah di Kota Semarang adalah wujud nyata dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang berorientasi pada kemaslahatan umat, kemajuan bangsa, dan keharmonisan sosial. Keberhasilan di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan penguatan nilai kebangsaan membuktikan bahwa ormas dapat menjadi motor perubahan sosial yang konstruktif.
Penekanan kebijakan strategis meliputi:
Penguatan Literasi Sosial dan Kebangsaan – Integrasi pendidikan toleransi, anti-hoaks, literasi digital, dan wawasan kebangsaan di seluruh jalur dakwah.
Kolaborasi Lintas Sektor – Sinergi ormas, pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan komunitas kreatif untuk program berbasis potensi lokal.
Dakwah Kultural dan Solutif – Pendekatan ramah, dialogis, dan memberi solusi atas masalah aktual.
Pemanfaatan Teknologi dan Data – Platform digital untuk dakwah, advokasi, dan pendataan masalah sosial.
Pemberdayaan Ekonomi Umat – Penguatan UMKM dan ekonomi komunitas melalui pelatihan dan pendampingan.
Penguatan Amal Usaha – Sekolah, rumah sakit, dan lembaga sosial Muhammadiyah sebagai pusat layanan publik inklusif.
Muhammadiyah, dengan seluruh perangkat dan jaringannya, memiliki kontribusi strategis untuk menjadikan Semarang sebagai kota toleran, harmonis, dan inklusif. Konsep “Bergerak Bersama” bukan hanya slogan, melainkan budaya kerja kolektif yang menegaskan bahwa pembangunan kota adalah tanggung jawab bersama. Dengan semangat ini, Semarang tidak hanya hebat dalam nama, tetapi menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia
Oleh:
Dr. H. AM. Jumai, SE., MM.
(Dosen FEB Unimus / Wakil Ketua PDM Kota Semarang )
















