Jenewa – Seorang pakar dewan keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Amerika Serikat (AS).
Dalam pesannya dewan pakar keamanan PBB dan menyampaikan, untuk mempertimbangkan kembali keputusannya, (20/9/2023).
Dalam pertimbangan itu dewan pakar keamanan PBB mengharapkan, jangan digunakan untuk memasok amunisi tandan ke Ukraina.
Pakar PBB menambahkan, dengan demikian bahwa hal ini, dapat membahayakan, bagi warga sipil
Bahkan beberapa dekade setelah berakhirnya konflik di sana, menurut sebuah surat yang diterbitkan, pada hari Rabu (20/9).
Dalam suratnya kepada pemerintah AS, Alice Jill Edwards, Pelapor Khusus PBB, menyampaikan bahwa, amunisi tandan itu “tanpa pandang bulu.
Hal ini akan berdampak secara serius, melukai warga sipil, baik pada saat digunakan ‘maupun pasca-konflik” dan tidak boleh digunakan.
Saya dengan rasa hormat, mendesak Pemerintah Yang Mulia, untuk mempertimbangkan kembali keputusan untuk mentransfer amunisi tandan.
Serta menghentikan rencana penerapan keputusan tersebut,” Edwards, pelapor khusus bidang penyiksaan, dan perlakuan atau hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat, menulis dalam surat tersebut. .
Penerbitan surat tersebut, tertanggal 14 Juli, terjadi beberapa hari setelah para pejabat AS, menyampaikan kepada pemerintahan Biden.
Hampir menyetujui pengiriman rudal jarak jauh itu, yang dilengkapi dengan bom curah ke Ukraina untuk diserahkan kepada Kyiv.
Pengiriman rudal tandan ini, mempunyai kemampuan untuk menyebabkan, kerusakan signifikan lebih dalam di wilayah pendudukan Rusia.
Amunisi tandan dilarang di lebih dari 100 negara. Rusia, Ukraina dan Amerika Serikat belum menandatangani Konvensi.
Amunisi ini disebut juga amunisi Curah, yang melarang produksi, penimbunan, penggunaan dan pemindahan senjata.
Mereka biasanya melepaskan bom kecil dalam jumlah besar yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di wilayah yang sangat luas.
Bencana terjadi bila mengalami gagal meledak, akan menimbulkan bahaya lama setelah konflik berakhir.
“Perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia, kemungkinan besar akan terbunuh dalam serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil,” kata Edwards dalam sebuah pernyataan yang menyertai suratnya.
Mengenai amunisi tandan, ini merupakan ancaman abadi, karena sering kali gagal meledak sebagaimana mestinya.
Hingga akan mendapatkan, dan amunisi ini tetap berbahaya, selama beberapa dekade. Dikutip dari CNA
Editor Saidi Hartono.