Ketua Umum PROGO – Masyarakat Indonesia saat ini terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu, kelompok ekonomi menengah ke atas dan kelompok ekonomi menengah ke bawah, (8/11/2023).
Posisi kelompok menengah ke atas mengalami peningkatan kualitas hidup dan kualitas ekonomi mereka selalu siginifikan dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan fasilitas dalam pemberdayaan ekonomi di level tersebut.
Akan tetapi pemberdayaan ekonomi di level ekonomi menengah ke bawah selalu terhambat, bahkan condong menurun dan jalan di tempat. Hal ini disebabkan oleh kondisi fasilitas pemberdayaan selalu berbanding terbalik dengan fasilitas level ekonomi menengah ke atas.
Kondisi regulasi yang kurang berpihak bahkan condong mempersulit perizinan dan penekanan pada cost di luar kapasitas kelompok menengah ke bawah adalah salah satu indikator yang menghambat pertumbuhan tersebut.
Belum lagi yang berkaitan dengan fasilitas permodalan yang condong pada kondisi pilih kasih dan friksi kepentingan politik pragmatis.
Masyarakat ekonomi menengah ke bawah selalu diposisikan sebagai kanibalism market. Sehingga terbentuk hanya menjadi masyarakat konsumtif dan, mental pekerja adalah sebuah kondisi faktual, yang sulit terhindarkan oleh masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Sementara di satu sisi juga kelompok elite ekonomi yang di back up penuh regulasi dan elite kekuasaan akibat dari kepentingan politik pragmatis kelompok tertentu dari demokrasi capitalis adalah sebuah kondisi yang saat ini sulit juga terhindarkan dari proses aktif berbangsa di negara kita saat ini.
Dan terbukti peningkatan ekonomi setiap tahun secara makro selalu sesuai target akan tetapi faktanya jumlah masyarakat miskin masih selalu bertambah dan semakin sulit juga dalam beragam kondisi.
Kondisi dan fakta inilah yang menjadi bahan analisis dan, kajian strategis kita bersama. Bagaimana menciptakan keseimbangan antara peningkatan sisi ekonomi makro dan, sisi ekonomi mikro, sehingga efek dari peningkatan ekonomi secara global bisa betul-betul membawa dampak yang produktif. Bagi masyarakat level ekonomi menengah ke bawah.
Dari berbagai kajian dan analisis tersebut itulah maka lahirlah program Perlindungan Ekonomi Rakyat Indonesia (PERI) dari PROGO untuk masyarakat level ekonomi menengah ke bawah.
Program PERI bukan hanya terkait dengan pemberdayaan modal usaha saja akan tetapi juga terkait dengan pendampingan, pembinaan dan pengawasan.
Sehingga bisa berjalannya roda usaha secara berkesinambungan dengan optimalisasi jangkauan kebutuhan dan luasan market.
Sehingga kesejahteraan yang berkeadilan untuk masyarakat kita adalah sebuah fakta dan, bukan lagi hanya sekedar wacana dan retorika dari setiap momentum yang syarat dengan beragam kepentingan.
Sebuah pergerakan yang riil dan terukur kita lakukan, dengan terstruktur yang konstruktif. Maka apa yang kita lakukan (PERI dari PROGO) bisa memberikan kontribusi, yang tidak hanya aktif dan reaktif akan tetapi juga, produktif untuk kondisi masyarakat level ekonomi menengah ke bawah.
Dengan target 3 juta kelompok usaha dan 30.000.000 juta anggota di periode pertama. Maka secara berkala kita bisa menyentuh dan, memberdayakan masyarkat level ekonomi menengah ke bawah secara lebih meluas.
Dan membangun kelompok masyarakat ekonomi yang produktif, dan bukan hanya sekedar menjadi korban dan kanibalism market dari barisan kelompok elite ekonomi.
Perlindungan Ekonomi Rakyat Indonesia (PERI) dari Program Rakyat Gotong Royong (PROGO) upaya besar kita bersama, untuk kembalikan hakekat masyarakat kita yang berbudaya, beradab, berdikari, mandiri dan bertanggung jawab.
Serta peduli dengan sesama karena itulah hakekatnya gotong royong, dalam sebuah konsep berbangsa yang bermartabat & berdaulat.
#PERI dari PROGO